Kamis, 15 Desember 2011

Kepemimpinan Pendidikan

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas individu mata kuliah Leadership,
yang diampu oleh Bapak Nur Hamidi



Disusun oleh :
Nama    : Iga Mawarni Ayuningtyas
              No Absen   : 06
  Nim   : 09410022



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan merupakan factor yang sangat penting dalam suatu organisasi. Peran seorang pemimin itu sangat dominan dalam pencapaian tujuan suatu organisasi, sepertihalnya dalam bidang pendidikan. Kepemimpinan dalam bidang pendidikan sangat dibutuhkan guna mencapai tujuan dari pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan juga didasarkan pada manajemen yang baik. Aturan-aturan yang diciptakan untuk dapat mengatur tiap personil sekolah dalam pencapaian tujuan. Dalam kegiatannya seorang pemimpin pendidikan itu harus mampu mengerahkan dan mengarahkan bawahanya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin pendidikan harus bisa memberikan arahan yang jelas pada bawahannya  mengenai tugas yang harus mereka laksanakan sehingga mempermudah bawahanya dalam melaksanakan tugasnya dan menuai hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

B.     Rumusan Masalah
Sehubungan dengan pentingnya kepemimpinan dalam bidang pendidikan, maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan kepemimpina pendidikan yaitu :
1.      Apakah kepemimpinan pendidikan itu?
2.      Bagaimana kepala sekolah dan kepemimpinan pendidikan?
3.      Bagaimana transformasi kepemimpinan pendidikan itu?

C.     Tujuan Penulisan
Secara umum penulisan makalah ini bertujuan untuk mengungkap beberapa hal yang berhubungan dengan kepemimpinan pendidikan, selain itu penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Leadership yang diampu oleh Bapak Nur Hamidi.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Kepemimpinan Pendidikan
Istialah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian dimana kata “pendidikan” menerangkan dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjadi sifat dan cirri-ciri bagaimana yang harus dimiliki pemimpin itu.
Pada hakekatnya pemimpin adalah seorang yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.[1] Menurut Hadari Nawawi, kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yeng terarah pada pencapaian tujuan. Robbin (1999: 365) mengartikan kepemimpinan sebagai berikut:
“ leadership as ability to influence a group toward the achievement goals”.  Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok untuk mempengaruhi kelompok untuk dapat mencapai tujuan.
Kepemimpinan pendidikan memiliki pengertian yang sangat beragam karena banyak tokoh yang mengemukakan pemikirannya mengenai kepemimpinan pendidikan. Sauders mengemukakan “education leadership is any act which facilitates the achievement of education objectives.” Bagi dia kepemimpinan pendidikan adalah beberapa tindakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Dengan demikian kepemimpinan pendidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemimpin pendidikan (sebagai leader) untuk mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan.
Secara garis besar kepemimpina pendidikan dapat diartikan sebagai kemampuan kemampuan pemimpin pendidikan dalam mempengaruhi para guru, staf administrasi dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki pendidikan. Perilaku pemimpin pendidikan menjadi suri tauladan bagi semua personel pendidikan yang pada akhirnya dapat tercipta budaya pendidikan yang lebih maju. Kepemimpinan pendidikan sebagai pemprakarsa pemikiran baru dalam proses interaksi di lingkungan pendidikan. Kemampuan melakukan perubahan atau penyesuaian tujuan, sasaran, prosedur, input, proses ataupun outpun dari suatu pendidikan sesuai dengan tuntutan perkembangan, merupakan bagian dari aktifitas kepemimpinan pemimpin pendidikan.[2]
Seorang pemimpin harus mengetahui fungsi dari kepemimpinannya seperti juga pemimpin pendidikan. Adapun fungsi kepemimpinan pendidikan menurut Soekarto Indrafachrudi (1993 : 33) pada dasarnya dibagi menyadi dua, yaitu :
1.      Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai
a.       Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai serta menjelaskannya pada anggotanya agar tujuan tersebut dapat dicapai.
b.      Pemimpin berfungsi memberi dorongan atau motivasi terhadap bawahannya.
c.       Pemimpin berfungsi untuk membantu para anggotanya dalam memberikan keterangan yang diperlukan agar dapan memberikan pertimbangan yang sehat.
d.      Pemimpin berfungsi menggunakan kesempatan dan potensi yang dimiliki anggotanya.
2.      Fungsi kepemimpinan yang berhubungan dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan
a.       Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok.
b.      Pemimpin berfungsi untuk mengusahakan tempat bekerja yang menyenangkan sehingga dapat dipupuk suasana dan semangat bekerja.
c.       Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dalam kelompok.

Selain fungsi kepemimpinan pendidikan Soekarto juga mengemukakan mengenai syarat-syarat kepemimpinan pendidikan, syarat-syarat tersebut ialah :
1.      Memiliki kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang baik.
2.      Berpegang teguh pada tujuan yang akan dicapai.
3.      Cerdas, bersemangat, dan jujur.
4.      Cakap dalam memberikan bimbingan.
5.      Cepat serta bijaksana dalam pengambilan keputusan.

B.     Kepala Sekolah dan Kepemimpinan Pendidikan
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, dilihat dari status dan cara pengangkata tergolong pemimin resmi, formal leader, atau status leader. Status leader dapat meningkat menjadi functional leader. Tergantung dari prestasi dan kemampuan di dalam memainkan perannya sebagai pemimpin pendidikan sekolah yang telah diserahkan pertanggungjawabannya padanya.
Kepala sekolah sebagai pemimpin kependidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu guru-guru dan murid disekolah yang ia pimpin guna tercapainya tujuan pendidikan. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah harus bisa memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Meskipun struktur dan fungsi kepala sekolah itu bervariasi baik dalam hal lokasi dan ukuran sekolah, akan tetapi yang penting seorang kepala sekolah bertanggung jawab penuh terhadap semua aspek operasional penyelenggaraan sekolah. Itulah sebabnya menjadi seorang kepala sekolah itu tidaklah mudah. Untuk menjalankan tanggung jawab seorang kepala sekolah harus memiliki standar kualifikasi tertentu, baik standar yang berhubungan dengan kualifikasi akademik maupun standar yang berhubungan dengan kompetensi fungsional. Oleh karena itu untuk menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat kepala sekolah.

Kualifikasi umum kepala sekolah / madrasah menurut Permendiknas no 13 tahun 2007 ialah :
1.      Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi.
2.      Pada waktu diangkat menjadi kepala sekolah setingggi-tingginya berusia 56 tahun.
3.      Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya lima tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya tiga tahun di TK/RA.
4.      Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS diserahkan denagan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
Di era manajemen berbasis sekolah (MBS) ini kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk bekerja berdasarkan rutinitas tertentu, seperti menyusun rencana strategic sekolah, memantau dan menilai implementasi pembelajaran, akan tetapi mereka harus mengambil prakarsa untuk melakukan perubahan-perubahan dimana dan kapan sajadiperlukan demi memajukan sekolahnya. Lunenberg & Ornstein menggolongkan peran kepala sekolah menjadi tiga kategori, yaitu :[3]
a.       Peran kepemimpinan,
Peran kepemimpinan berhubungan dengan peran untuk mempengaruhi pengikutnya untuk selalu mengikuti arahanya dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan atau melaksanakan tugas sekolah dalam rangka mengembangkan dan memajukan sekolah.
b.      Peran manajerial,
Peran ini berhubungan dengan peran untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen, yang secara umum meliputi fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pergerakan atau pelaksanaan kegiatan (actuating), dan fungsi pengendalian (controlling). Dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi manejemen tersebut maka kepala sekolah harus selalu berusaha untuk menggerakkan sumber daya organisasi sekolah sedemikian rupa kearah pencapaian misi dan tujuan organisasi sekolah.
c.       Peran pengembang kurikulum dan pembelajaran. 
Peran sebagai pengembang kurikulum dan pelaksana proses pembelajaran meliputi ;
ü  Meningkatkan kualitas pembelajaran.
ü  Melakukan supervisi dan evaluasi pembelajaran,
ü  Membuat perencanaan mengenai alokasi waktu pembelajaran,
ü  Mengkoordinasikan pengembangan dan implementasi kurikulum,
ü  Mengembangkan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas materi pembelajaram.
ü  Melakukan pemantauan kemajuan belajar siswa.



C.     Transformasi Kepemimpinan Pendidikan
Setiap kepemimpinan memiliki karakteristik tertentu yang berbeda seperti hanya kepemimpinan pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dengan mengacu pada pendapat para ahli sebagaimana diuraikan pada pembahasan sebelumnya, dengan dilandasi karakteristik kehidupan manajemen pendidikan yang kompleks dan dinamis, dilandasi oleh prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, kepemimpinan pendidikan kedepan harus menekankan pada hal-hal antara lain:[4]
a.       Gaya kepemimpinan yang demokratis, partisipatif dan kolegial.
b.      Kepemimpinan yang menekankan budaya kerja positif.
c.       Kepemimpinan pendidikan lebih bersifat pemberdayaan bukan memaksakan kehendak.
d.      Kepemimpinan yang berorientasi pada pengembangan keprofesionalisme pendidik.
e.       Kepemimpinan yang kompeten, meliputi teknis dan interpersonal.

Kepala sekolah sebagai pemimpin kependidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu guru-guru dan murid disekolah yang ia pimpin guna tercapainya tujuan pendidikan. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah harus bisa memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai kepemimpinan pendidikan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.      Kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan pemimpin pendidikan dalam mempengaruhi para guru, staf administrasi dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki pendidikan.
2.      Kepala sekolah sebagai pemimpin kependidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu guru-guru dan murid disekolah yang ia pimpin guna tercapainya tujuan pendidikan. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah harus bisa memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.
3.      Kepala sekolah sebagai pemimpin kependidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu guru-guru dan murid disekolah yang ia pimpin guna tercapainya tujuan pendidikan. Dalam menjalankan tugasnya kepala sekolah harus bisa memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.















DAFTAR PUSTAKA


Nanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Rosdakarya,.
Wuradji. 2008. The Education Leadership Kepemimpinan Transformasional, Yogyakarta: Gama Media.
Rohmat. 2010. Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif. Yogyakarta: Cahaya Ilmu.




[1] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 1996) hal. 88.
[2] Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif, (Yogyakarta: Cahaya Ilmu), 2010. Hal. 47
[3] Wuradji, The Educational Leadership Kepemimpinan Transformasional, (Yogyakarta: Gama Media), 2008, hal. 95.
[4] Ibid. hal 107

Tidak ada komentar:

Posting Komentar